Selasa, 18 September 2012

Asal Usul Distro


Asal Mula Distro Clothing

Bandung,review,Bandungreview
Sebelum Bandung menjadi surga Factory Outlet bagi para wisatawan domestik maupun luar negeri, Bandung terlebih dahulu dikenal sebagai surganya Distro dan Clothing. Well, jika diamati, kadang banyak yang tidak begitu paham tentang dua istilah tersebut yang secara tidak langsung menjadikan Bandung menjadi kota yang punya standar sendiri dalam dunia fashion anak muda. Clothing sendiri adalah istilah bagi suatu perusahaan yang memproduksi pakaian jadi dengan merek-nya sendiri yang kemudian produknya bisa berkembang tidak hanya menjual pakaian saja, bisa melahirkan produk-produk baru penunjang gaya hidup seperti jam tangan, sabuk, kacamata hingga MP3 player. Sedangkan Distro yang merupakan kepanjangan dari distribution store merupakan toko yang mendistribusikan produk-produk dari Clothing itu sendiri, bisa dikatakan Distro itu penyalur resmi dari produk-produk Clothing.

Semua itu berawal dari munculnya komunitas kreatif anak muda Bandung pada pertengahan tahun 90-an. Studio musik Reverse di jalan Sukasenang adalah cikal bakal dari lahirnya Distro dan Clothing hingga saat ini. Berawal dari menjual aksesoris-aksesoris yang berkaitan dengan musik dari mulai kaset, CD, poster, artwork dan pernak-pernik impor lainnya, Reverse yang juga menjadi pelopor label musik indie di Bandung mulai menjual barang-barang lokal yang mendukung komunitas musik rock dan skateboard di Bandung. Dari situlah kemudian muncul Distro-distro lain yang menjual barang-barang khusus skateboard seperti Hobbies dan Mossy yang menjual kaos-kaos band luar.

Ketika krisis moneter menimpa Indonesia pada tahun 1998, Reverse yang biasa menjual barang-barang impor tidak bisa lagi meneruskan usahanya dikarenakan harga dollar yang melambung tinggi. Berkat hal tersebut, justru para pendiri Reverse seperti Helvi berinisiatif mendirikan usaha Clothing-nya sendiri yang dinamakan Airplane. Selain itu, bersama dua veteran Reverse lainnya, yaitu Dxxxt dan Marin, Helvi mendirikan record label yang kini sudah tidak asing lagi namanya yaitu Fast Forward Records. Yap, transformasi Reverse dari Distro menjadi sebuah Clothing Company hingga mempunyai record label membuat kreativitas anak muda Bandung makin dikenal saat itu. Dari 347 Boardrider.co (sekarang jadi 347/eat) yang berdiri di tahun 1996 kemudian disusul Ouval Research di tahun 1997 hingga Anonim, Flashy, Harder, No Label, Monik dan masih banyak lagi.

Yap, secara tidak langsung perkembangan Distro dan Clothing di Bandung didukung oleh scene-scene anak muda yang berkembang saat itu, dari mulai scene musik, contohnya Riotic yang mendominasi scene musik Punk di Bandung, kemudian street fashion anak muda Bandung dari para skater hingga biker, Bandung menjelma menjadi kota yang terus menghasilkan brand-brand lokal yang hingga saat ini sudah dikenal hampir keseluruh penjuru Indonesia hingga luar negeri. Walau sebelumnya sudah banyak brand-brand lokal yang berdiri sendiri, tapi percaya atau tidak, justru istilah Distro ataupun Clothing mulai dikenal ketika brand-brand yang telah disebutkan diatas muncul.

Kuncinya ada di segi konsep dan desain yang jelas. Betul, itulah yang membedakan Clothing dan Distro dengan produk-produk yang dipajang di Factory Outlet dan semacamnya. Tidak asal jiplak desain dari brand-brand ternama di luar, eksklusivitas produk pun menjadi ciri khas dari Distro maupun Clothing Company, biasanya ditandai dengan limited edition yang hanya menjual 50-100 pasang produk, itulah yang membedakan Clothing dan Distro diantara industri fashion konvensional lainnya di Bandung. Selain itu, hubungan yang erat antara Clothing Company dan para orang-orang yang dulu berkecimpung di dunia scene lokal baik itu musik maupun hobi seperti skateboard yang membuat semangat dari Clothing dan Distro makin diakui oleh anak muda Bandung. Belum lagi beberapa record label yang lahir dari Distro menjadikan pembeda tersendiri. Sebut saja Fast Forward Record yang telah disebutkan sebelumnya, kemudian masih ada Linoleum Record yang banyak menaungi band-band metal dan masih banyak lagi.

Tapi sayang, perkembangan Distro dan Clothing yang didasari semangat idealisme anak muda Bandung yang ingin menciptakan brand dengan konsep yang berbeda dari yang lain saat ini sudah lumayan tertutup dengan hadirnya Clothing-clothing lain yang hanya asal menjual demi mencari keuntungan saja. Padahal semua itu berasal dari semangat mengapa Distro ataupun Clothing didirikan. Dulu orang-orang yang datang ke Distro itu tujuannya ingin mencari sesuatu yang tidak ada di tempat-tempat seperti shopping center maupun department store, sesuatu yang spesifik, beda dari yang lain, oleh karena itu letak Distro maupun Clothing pun kadang-kadang tidak se-strategis pusat perbelanjaan pada umumnya, letaknya terpencil dan memang ada tujuannya mengapa mereka membuka tempat disitu, jadi orang yang datang pun memang ada sesuatu yang dicarinya bukan hanya window shopping semata.

Itulah cerita kecil tentang mengapa Bandung menjadi surga sekaligus pelopor Distro dan Clothing di Bandung. Sesuai dengan perkembangan gaya para anak mudanya, Distro dan Clothing akan terus berkembang hingga tidak ada batasnya. Maka jangan kaget jika kamu melihat gaya dan dandanan anak muda Bandung yang makin beda dan unik tiap harinya. Yes, Bandung is the city who always emerge, selamat datang di Bandung guys! 

Jenis-jenis sablon


JENIS-JENIS SABLON

a. Rubber 
yg paling sering digunakan. Bisa untuk kaos berwarna gelap maupun terang karena sifatnya yang menumpang dan menutupi rajutan kain. UNtuk sablon diatas dasar kain yg melar dibutuhkan cat rubber dengan ramuan khusus agar cat dapat mengikuti kelenturan kain dan berdaya tahan lama.
b. Pigmen (manusia babi :) ), 
sorry bukan, ini cat yang biasa dipakai untuk kaos berwarna terang karena sifatnya yg menyerap kedalam kain.
c. Plastisol, 
cat berbahan dasar minyak, dengan kemampuan istimewa untuk mencetak dot/raster super kecil dengan hasil prima. Tanpa limbah dan sangat irit. Sayangnya butuh invest yg banyak bila menggunakan cat ini karena untuk mengeringkannya dibutuhkan sinar infra merah.
d. Glow in the dark, 
cat yg menyala saat kaos berada ditempat gelap. Bisa rubber, pigmen maupun plastisol.
e. Reflektif, 
cat yang akan menyala jika kaos disinari oleh sebuah sumber cahaya. Dari 3M.
f. Discharge, 
cat dengan kemampuan menipiskan/menghilangkan warna dasar kaos kemudian diisi dengan warna baru sesuai dengan kebutuhan.
g. Flocking, 
cat dengan bentuk jadi seperti beludru.
h. Foam atau cat timbul. 
Ada rubber, ada juga plastisol, tapi bentuk timbul keduanya berbeda.
Separasi proses pemisahan warna disain untuk dijadiin film. Nah jenisnya ada 2 kalo ga salah. Ada yg spot color ato warna blok biasanya ini untuk disain berbentuk vektor, ada yg raster namanya process color. Disebut process color soalnya kalo pake cat plastisol warna2 yg udah dipisahin itu udah ada (udah diproses duluan, maksudnya udah ada yg jual jadinya kita ga perlu nyampur lagi), tapi bisa juga dipake buat cat rubber, tapi ga begitu bagus karena cat palstisol keunikannya adalah bisa ditumpuk pada saat masih basah jadi warnanya bisa nyampur.
Sablon Glitter, Sablonan yang memakai tinta berupa campuran serbuk, ada yg halus ada yg kasar, makin kasar makin renggang pula jenis screen yg digunakan.
Sablon Foil, Sablonan dengan menggunakan bahan kertas logam, hmm kaya foil yg ada di undangan2 gitulah.
Sablon High Density , Sablonan timbul dari jenis plastisol. Kalo dirubber disebutnya Foam (timbul busa) Kalo high density timbulnya bener2 kotak presisi sedang foam timbulnya melengkung 
Sablon High Frequency tuch apa? Ha, apa pla ini bah? gw belon tau, tapi kalo dari namanya mungkin sablon dengan cat plastisol yg memakai raster2 kecil, makanya disebut high frequency abis rasternya rapat banget (plastisol bisa 55 sampe 60 pdi (dot per inch))
Sablon Aspal, Salah satu jenis plastisol. Bentuk jadinya ya kaya aspal,… item (warna laen ada ga yaa) dan rada2 kasar dan agak mengkilat gitu,….

Jenis-jenis kain

Jenis-jenis KainPDFPrintE-mail
Written by Alfa's Clothing   
Wednesday,19 sept 2012
1. JENIS BAHAN BERDASARKAN PROSES PEMBUATANNYA
a. WOVEN
Kain yang di buat dari hasil penyilangan dua benang dengan cara di tenun/ dianyam. Sering disebut kain tenun. Bahan woven cirinya tidak dapat di tarik.

b. KNIT
Kain yang dibuat dari jeratan – jeratan benang / mengaitkan benang dengan benang , sering di sebut kain rajut. Cirinya kain ini dapat di tarik atau elastis. Contoh dari kain rajut : jersey, interlock, rib, single jersey, tricot dll.
2. JENIS BAHAN BERDASARKAN BAHAN BAKUNYA (SERAT)
2.1. Serat Alam
  1. Cotton
Berbahan dasar kapas, dikenal dengan juga cotton combed dan cotton carded, perbedaannya adalah:
Combed:
• Serat benang lebih halus.
• Hasil Rajutan dan penampilan lebih rata.

Carded:
• Serat benang kurang halus.
• Hasil rajutan dan penampilan bahan kurang rata.
Karakteristik dari cotton combed ataupun carded adalah:
  1. Bahan terasa dingin dan sedikit kaku
  2. Mudah kusut
  3. Mudah menyerap keringat
  4. Pakaian / kain akan rusak bila direndam lebih dari 2 jam dalam detergen
  5. Rentan terhadap jamur
Apabila dibakar baunya seperti kertas terbakar, hasil pembakarannya akan menjadi abu dan jalannya api lambat.

2.2. Serat Sintetis
  1. Aramid
Aramid banyak digunakan untuk baju pemadam kebakaran, pembalap mobil dan motor. Aramid termasuk jenis nylon seperti Nomex, Kevlar dan Tawron adalah bahan yang sangat tahan api, tahan suhu tinggi, terbakar pada suhu 53 oC.
2. Acrylic
    Acrylic dikenal dengan nama dagang Acrilian, Cashmilon, Orlon, Vonnel, Wolacryl, dan lainnya. Sedangkan modakrilat nama dagang Acrilan, Courtelle, Cresian, Dynel, Orlon, Redon dan lainnya.
    Secara umum sifatnya mirip dengan wol. Kain dan garmen dari acrylic mempunyai pegangan yang lembut, rua (bulky) ringan dan juga isolator panas yang dapat menahan panas tubuh namun tidak membuat gatal di kulit. Kekurangan dari bahan ini adalah kenyamanan dalam pemakaian. Kelebihannya adalah walaupun seratnya tidak mampu menyerap air namun berasa lembab bila digunakan dan acrylic bersifat lebih cepat kering dibandingkan dengan serat sintetik lainnya.
    Pencuciannya dapat digunakan dengan sabun biasa dan tahan terhadap pencucian kimia dry cleaning dan pelarut organic lainnya. Acrylic sangat peka terhadap panas karena menyebabkan bahan terdistorsi, oleh karena itu penyetrikaan hanya dilakukan dengan setrika hangat.
    3. CDP
      Singkatan dari cationic dyeable polyester, yaitu jenis serat sintetik yang merupakan modifikasi dari serat polyester sehingga dapat dicelup dengan zat warna basa  dan zat warna disperse.
      4. Polyester
        Dikenal dengan nama dagang Terylene , Dacron, Trivera, Tetoron. Kekuatan, elastisitas yang baik dari serat polyester menghasilkan kain yang mempunyai ketahanan yang baik terhadap lekukan atau kekusutan sehingga tidak memerlukan penyetrikaan panas. Kekurangan dari kain polyester adalah daya serap lembabnya rendah dan kekakuan yang tinggi sehingga kenyamanan berkurang.
        Pewarnaan polyester dilakukan dengan menggunakan zar warna disperse yang kaya warna dan mempunyai ketahanan luntur warna yang sangat baik terhadap pencucian, gosokan dan sinar.
        Kain polyester tahan terhadap pelarut organic dan pencucian kimia / dry cleaning, serta mempunyai ketahanan yang sangat baik terhadap bakteri dan jamur.
        5. Polymide /Nylon
          Dikenal juga sebagai perlon, caprolan dan amilan, trilobal atau antron, rislan, nomex dan lainnya. Pada umumnya serat sintetik ini merupakan isolator yang baik dan dapat menimbulkan sifat listrik static. Sifat kekuatan dan elastisitas serta ketahanan sangat baik, tahanan terhadap serangan jamur, bakteri dan serangga.
          Kekurangan dari kain nilon adalah daya serap lembab yang rendah. Nilon dapat  dicuci dengan sabun alkali dan tahan terhadap pencucian kimia / dry cleaning. Bahan nilon tidak tahan panas tinggi, pada suhu setrika 180 o C nilon mulai lengket dan rusak pada suhu 230oC dan meleleh pada suhu 250oC.
          Nylon dapat dicelup dengan zat warna asam dan kompleks logam, terhadap zat warna lain seperti basa,direk, belerang, tetapi ketahanan cuci dan sinar jelek.
          6. Spandex
            Lebih dikenal dengan nama Lycra yang merupakan trade mark dari Du Pont. Mempunyai sifat elastisitas yang tinggi, kuat dan memiliki ketahanan gosokan yang tinggi. Spandex adalah jenis serat sintetis yang terkenal memiliki elastisitas lebih baik dari rubber. Kain spandex bisa mencapai tingkat elastisitas dengan tarikan sampai 500%.

            2.3. Serat semi sintetis
            1. Modal
            Modal atau polynosic dikenal dengannama Avril, Hightel, Vincel, Zantrel dan lainnnya adalah selulosa yang diregenerasi, sejenis rayon viskosa dengan derajat polimerisasi yang lebih tinggi dan memiliki struktur mikro fibril dengan panjang rantai molekul dua kali lipat dari rayon, kekuatan lebih tinggi tetapi mulur serta moisture regain lebih rendah.
            Modal dpat dicuci dengan sabun atau detergen dan pelarut organic dan pencucian kimia / dry-cleaning  dan disetrika dengan suhu sedang, dengan pemanasan seperti ni kekusutan dapat dihilangkan, adanya uap dalam penyetrikaan memudahkan kain untuk menjadi licin dan terlihat berkilau
            2. Rayon Viscosa
              Rayon viscose adalah serat semi sintetik yang bahan bakunya dari alam yaitu kayu yang mempunyai kadar selulosa tinggi, sehingga mempunyai kenyamanan dala pemakaian yang sangat baik pada berbagai kondisi
              3. Rayon Acetat
                Termasuk dalam serat semi sintetik yang mempunyai elastisitas yang baik, namun tidak cukup untuk memberikan ketahanan kusut yang baik. Rayon asetat adalah konduktor panas yag buruk tetapi merupakan isolator panas yang baik oleh karena itu bahan ini banyak digunakan sebagai kain pelapis
                Pencucian dapat dilakukan dengan sabu alkali dan dengan pencucian kimia / dry cleaning. Penyetrikaan kain asetat dilakukan dengan menggunakan setrika hangant dan tidak langsung
                Rayon asetat tahan terhadap mikroorganisme dan serangga tetapi tidak tahan terhadap jamur terutama pada kondisi yang lembab

                2. 4. Blending / campuran serat
                Seringkali untuk memperoleh harga yang lebih murah dan kekuatan dari bahan kain tersebut maka dilakukan blending / campuran serat misalnya T/C 65/35  ( campuran polyester cotton), T/R 65/35  (campuran polyester rayon), CVC  ( campuran polyester cotton 50/50), cotton / lycra (97/3) dll
                • TC (Teterton Cotton ) / Polyester – Cotton
                Jenis bahan ini adalah campuran dari Cotton Combed 35 % dan Polyester (Teteron) 65%. Dibanding bahan Cotton, bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan. TC biasanya di buat untuk sprei, hem, celana.
                Karakteristik:  Lebih tahan ‘shrinkage’ (tidak susut dan melar) meskipun sudah dicuci berulang-ulang dan apabila dibakar akan menghasilkan abu dan arang, untuk pengujian detailnya harus dengan bahan kimia tertentu.
                • CVC ( Cotton Viscose)
                Jenis bahan ini adalah campuran dari 55% Cotton Combed dan 45% Viscose. Kelebihan dari bahan ini adalah tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan ini juga bersifat menyerap keringat.